PEMILIHAN KETUA DAN WAKIL KETUA OSIS 2025/2026 SMP PARAMOUNT SCHOOL

Pemilihan OSIS SMP Paramount berjalan dengan lancer dan demokratis. Pemilihan ini diselenggrakan pada  Jumat, 8 Agustus 2025 yang diikuti oleh tiga kandidat yaitu Mandala Teguh Jaya & Zioki Jafni Lucky, Balqis Naurah Farna & Khairunnisa dan  Arcellya Khaita Alizah & Jihan Nur Fatiyyah S. Pemilihan ketua OSIS SMP Paramount School periode 2025/2026 merupakan contoh pelaksanaan demokrasi di tingkat sekolah yang dirancang tidak sekadar menentukan pemimpin baru, tetapi juga sebagai ajang pendidikan politik bagi seluruh siswa — untuk belajar proses, etika, dan tanggung jawab warga negara sejak dini.

Tujuan diselenggrakannya kegiatan ini antara lain:  

  • Melatih keterampilan demokratisasi: memilih, berdebat, dan bertanggung jawab atas keputusan kolektif.
  • Mengembangkan kompetensi sosial-emosional: empati, toleransi, pengendalian diri, dan kemampuan berargumen yang santun.
  • Menciptakan pengalaman praktik berdemokrasi yang fair, transparan, dan edukatif agar siswa memahami proses politik dengan aman dan konstruktif.

Sebelum diadakannya pemilihan para calon dan juga tim sukses masing-masing calon telah melakukan serangkaian kampanye yang telah di jadwalnyan oleh panitia. Hal tersebut untuk  memastikan proses yang bermakna dan berwawasan. Adapun rangkaian tersebut diantaranya:

  • Jumat, 1 Agustus 2025 — Kampanye poster:
    Semua pasangan calon menampilkan visi, misi, program unggulan, dan janji-janji kerja dalam bentuk poster di area sekolah. Kegiatan ini memberi kesempatan bagi siswa yang sibuk atau pemilih visual untuk mengenal kandidat secara mandiri. Panitia menetapkan aturan ukuran poster, materi yang boleh disampaikan, dan larangan kampanye negatif atau menyerang pribadi.
  • Rabu, 6 Agustus 2025 — Kampanye debat:
    Debat kandidat berlangsung di hadapan para pemegang hak suara dan audiens siswa. Debat difokuskan pada program kerja: pembelajaran, ekstrakurikuler, kebersihan lingkungan sekolah, dan inklusi sosial. Formatnya melatih kandidat untuk menyampaikan argumentasi terstruktur dan menjawab pertanyaan kritis.
  • Kamis, 7 Agustus 2025 — Hari Tenang:
    Panitia memberlakukan hari tenang agar pemilih dapat menimbang ulang pilihan tanpa gangguan kampanye. Hari tenang mencegah kampanye last-minute dan memberi ruang bagi refleksi.
  • Jumat, 8 Agustus 2025 — Hari Pemilihan:
    Pemungutan suara dilaksanakan secara teratur sesuai tata tertib: pembukaan TPS, verifikasi hak pilih, pencoblosan/penyetoran suara, penghitungan oleh panitia, dan pengumuman hasil.

Pemilihan yang Adil dan Transparan.

Proses dirancang agar memenuhi prinsip keadilan dan pendidikan demokratis:

  1. Peraturan tertulis dan sosialisasi:
    Sebelum kampanye dimulai, panitia (di bawah bimbingan guru) menyosialisasikan aturan, jadwal, dan sanksi untuk pelanggaran—mis. larangan politik uang, intimidasi, atau penyebaran informasi palsu.
  2. Pencatatan pemilih dan identifikasi hak pilih:
    Daftar pemilih disusun dari seluruh siswa yang memenuhi syarat; verifikasi dilakukan saat pemungutan untuk mencegah pemilih ganda.
  3. Netralitas panitia dan pengawasan:
    Panitia pemilihan terdiri dari guru pembimbing dan siswa yang dipilih sebagai panitia independen; hadir pula pengawas untuk memastikan netralitas. Setiap langkah terdokumentasi (berita acara) untuk memudahkan audit jika diperlukan.
  4. Prosedur pemungutan dan penghitungan suara yang jelas:
    Suara disimpan dalam kotak tertutup, penghitungan dilakukan terbuka di depan saksi dari tiap pasangan calon, dan hasil dicatat secara resmi.
  5. Media kampanye yang terkontrol:
    Kampanye diperbolehkan melalui poster, debat, dan penyampaian program di forum sekolah—namun dilarang menggunakan insentif materi atau tekanan terhadap pemilih.
  6. Mekanisme keberatan:
    Panitia menyediakan saluran untuk mengajukan keberatan atau laporan pelanggaran serta janji tindak lanjut pemeriksaan.

        

SEBAGAI PEMBELAJARAN POLITIK DI TINGKAT SEKOLAH.

Kegiatan ini lebih dari sekadar memilih pemimpin — ia berfungsi sebagai “laboratorium demokrasi” untuk siswa:

  • Literasi politik praktis: siswa belajar istilah, tata cara pemilu, etika kampanye, hingga mekanisme pengawasan.
  • Keterampilan berpikir kritis: melalui debat dan forum tanya jawab, siswa belajar menganalisis janji, mempertanyakan kebijakan, dan membandingkan opsi.
  • Penguatan nilai kebersamaan: proses mengajarkan cara menerima hasil, menghormati perbedaan, dan bekerja sama antarkelompok setelah pemilu.
  • Pembelajaran kewarganegaraan aktif: siswa memahami tanggung jawab sebagai pemilih dan calon pemimpin—bukan sekadar hak tetapi juga kewajiban.

Pemilihan OSIS tahun ini dimenangkan oleh pasangan Balqis Naurah Farna & Khairunnisa Syasya Ghaisani. Kemenangan mereka merupakan hasil dari serangkaian proses: kampanye yang terstruktur, debat yang meyakinkan, dan pemungutan suara yang diawasi secara transparan. Beberapa catatan yang dapat diambil dari kegiatan ini Adalah:

  • Kekuatan format debat terlihat dalam kemampuan pemilih menilai kandidat berdasarkan program konkret, bukan sekadar popularitas.
  • Hari tenang memberi keuntungan bagi keputusan rasional—mengurangi pengaruh tekanan kampanye mendadak.
  • Pengawasan terbuka (saksi dari setiap calon saat penghitungan) meningkatkan kepercayaan pada hasil.

Kedepan tentunya perlu adanya perbaikan dan evaluasi dari penyelenggrakaan agar pemilihan tetap berkualitas dan semakin edukatif, berikut beberapa saran praktis:

  1. Pelatihan calon tentang etika publik — komunikasi publik, manajemen kampanye yang etis, dan tanggap media sosial.
  2. Sesi pra-pemilih tentang literasi pemilu — singkat, interaktif, dan menekankan cara menilai janji program.
  3. Rekaman dan publikasi debat — agar siswa yang absen tetap dapat menilai calon; juga mendokumentasikan proses untuk pembelajaran berikutnya.
  4. Evaluasi pasca-pemilu — forum refleksi yang melibatkan guru, panitia, kandidat, dan perwakilan pemilih untuk mengidentifikasi perbaikan.
  5. Program transisi kepemimpinan — memastikan pemenang siap menjalankan program dan ada kesinambungan kerja dengan pengurus lama.

Pemilihan OSIS SMP Paramount School periode 2025/2026 adalah contoh praktik demokrasi sekolah yang matang: terencana, adil, dan mendidik. Lebih dari sekadar menentukan pemimpin OSIS, proses ini membekali siswa dengan pengalaman kewargaan yang nyata—menjadikan ruang sekolah sebagai tempat bertumbuhnya budaya demokrasi yang sehat. Dengan evaluasi berkelanjutan dan penajaman aspek pendidikan politik, agenda pemilihan OSIS dapat terus menjadi laboratorium terbaik untuk membentuk generasi pelajar yang bertanggung jawab, kritis, dan beretika

Tulis Komentar

Komentar Terbaru

ARIE FRIDAYANTI User
12 Aug 2025, 13:50

Congratulation Balqis Naurah Farna & Khairunnisa Syasya Ghaisani. Semoga dapat menjalankan tugasnya dengan baik.